.comments-page { background-color: #f2f2f2;} #blogger-comments-page { padding: 0px 5px; display: none;} .comments-tab { float: left; padding: 5px; margin-right: 3px; cursor: pointer; background-color: #f2f2f2;} .comments-tab-icon { height: 14px; width: auto; margin-right: 3px;} .comments-tab:hover { background-color: #eeeeee;} .inactive-select-tab { background-color: #d1d1d1;}

Laman

Tutorial Ragnarok

Bom Boston, FBI Sempat Salah Identifikasi Terduga

Jumat, 19 April 2013
Seorang remaja laki-laki yang keliru diidentifikasi sebagai bom tersangka Boston berusaha menahan air mata saat ia menceritakan bagaimana ia memohon polisi untuk membantunya membersihkan namanya. Sulahaddin Barhoum, remaja asal Maroko yang memenangi sejumlah kejuaraan lari, menyatakan 'teror' yang dialaminya oleh aparat kepolisian dengan menyebarkan fotonya di Internet.
Barhoum, 17 tahun, pindah dari Maroko bersama keluarganya empat tahun lalu. "Banyak teman menelepon dan mengirim email pada saya, mereka mengatakan foto saya ada di Internet sebagai tersangka dalam bom Boston," katanya.
Kini dirinya mengaku berada dalam kecemasan. "Saya takut, saya tidak pernah berada dalam kesulitan dan aku takut akan keselamatanku," katanya.
Ia menyatakan dialah yang mendatangi polisi setelah foto-fotonya beredar. Ia meminta seorang teman untuk menemaninya. "Saya berjalan di lobi dan mengatakan kepada mereka 'saya pikir sayalah diinginkan oleh FBI'. Saya memiliki surat-surat dan saya memberi mereka nomor jaminan sosial sehingga mereka bisa memeriksa saya," katanya.
Namun selang sejenak, ia diperbolehkan pulang. "Mereka bahkan tidak membawa saya ke sebuah ruangan khusus (untuk ditanyai). Merekasibuk menelepon, kemudian berkata saya bebas untuk pergi," katanya.
Ia menyatakan hanya sekitar 25 menit berada di kantor polisi, namun ia merasa sangat takut. "Foto saya tersebar di Internet dan saya khawatir bahwa seseorang, orang gila, mungkin datang pada saya dan keluarga saya," katanya.
Ia berada di sana bersama pelatih larinya.  Sulahaddin mengenakan baju olahraga warna biru. Keduanya membawa ransel dan berjalan untuk mendapatkan posisi menonton terbaik. Secara kebetulan, sang pelatih juga mengenakan topi putih, identitas yang disebut-sebut FBI sebagai terduga pelaku bom Boston.
"Kami berada di sana untuk menonton pelari tercepat," kata Sulahhadin, yang pernah mewakili sekolahnya dan South Boston di acara sejenis. Ia berencana mengikuti New York Marathon November mendatang.
Sulahaddin, yang telah mengambil bagian dalam kejuaraan junior Olimpiade dan merupakan anggota dari Momentum Athletic Club, mengatakan ia marah tentang pengeboman tetapi tidak mengikuti berita tentang penyelidikan FBI. "Saya bersekolah keesokan harinya. Lalu tadi malam sekitar pukul 21.30 saya mulai mendapatkan pesan-pesan di Facebook dari teman-teman. Saya pikir ada 204 pesan dan semua mengatakan saya difoto sebagai tersangka," katanya.
Dia menelepon temannya untuk meminta saran karena tak tahu harus berbuat apa. Dia mengatakan dia harus pergi ke FBI. "Saya memutuskan untuk pergi ke kantor polisi terdekat," katanya.
Ia menyatakan akan membela Amerika Serikat melalui lomba lari. "Suatu hari saya ingin berada di Olimpiade. Saya akan berlari untuk sekolah saya di Revere dan South Boston karena ini adalah rumah saya dan saya ingin mengharumkan nama AS satu hari nanti," katanya.
Tentang pelatihnya yang juga wajahnya tertangkap kamera CCTV, ia menyebutnya sebagai 'pahlawan'. "Dia adalah pelatih dan mentor saya. Ia mewakili Boston di 1500 meter di Kejuaraan New England. Kecepatannya hebat dan dia membantu membentuk saya," katanya.

0 komentar:

Posting Komentar